Senin, 27 Maret 2023
Yakines Di Desa Batas Kota
Desa Nggorang sampai saat ini masih dikenal sebagai batas kota. Di sini jadi pintu keluar dan masuknya warga dari dan ke kota Labuan Bajo. Sebagai bagian dari akses keluar dan masuknya orang dan barang itulah yang manjadi salah satu sebab munculnya beragam persoalan di sini. Demikian diungkapkan oleh Kepala Desa Nggorang, Bonefasius Mansur, S.IP ketika membuka kegiatan sosialisasi Rancangan Peraturan Desa yang ditawarkan oleh Yayasan Komodo Indonesia Lestari (YAKINES).
Kegiatan yang dihadiri oleh sebagian besar kaum perempuan yang terdiri dari para kader posyandu, ketua dan anggota BPD, para kepala Dusun, dan para ketua RT serta staff desa. Hadir juga dalam kegiatan tersebut beberapa orang utusan Yayasan Komodo Indonesia Lestari yang diwakili oleh Koordinator Lapangan, Natalia Namang, Pendamping Lapangan Desa Nggorang dan Tiwu Nampar, Paulus Resing dan Titus Anggar. Kegiatan tersebut bertujuan untuk membahas dan menilai tiga rancangan peraturan desa (ranperdes) yakni Ranperdes tentang Kedaulatan Pangan, Randperdes tentang konservasi sumber mata air, dan ranperdes tentang perlindungan anak. “Kegiatan ini menjadi titik awal dimulainya pelaksanaan program dan pendampingan yang dilakukan oleh Yakines di Desa Nggorang.” Jelas Natalia.
Lebih lanjut menurut Natalia, sebagaimana desa-desa dampingan lain, Desa Nggorang akan didampingi selama tiga tahun terhitung sejak Maret 2023 hingga Maret 2026. Menurut Natalia, pendampingan yang akan dilakukan oleh Yakines adalah bagian dari upaya menyalurkan berbagai pengetahuan dan upaya menghidupkan berbagai kearifan lokal seperti praktek pengembangan pertanian organik, perlindungan terhadap sumber daya tanah dan air melalui kegiatan tanam pohon di mata air dan teras sering, pemenfaatan lahan pekerangan, pengembangan pangan lokal hampir punah, usaha bersama simpan pinjam, program lumbung benih dan lumbung pangan. “Ini yang jadi fokus pendampingan kami selama bersama masyarakat di Desa Nggorang ini. Sehingga kegiatan ini kami kemas dalam tema umum kerja Yakines yakni Pemberdayaan Perempuan malalui kedaulatan pangan, perlindungan dan konservasi sumber daya alam. Jadi ada tiga poin utama yang jadi titik fokus Yakines yaitu perempuan, pangan dan alam.” Terang Natalia di hadapan peserta yang hadir.
Disela-sela kegiatan yang berlangsung di aula kantor Desa Nggorang pada Senin, 19 Maret 2023 itu, Bonefasius Mansur mengungkapkan bahwa pada pada prinsipnya, pemerintah Desa Nggorang dengan senang hati menerima setiap pihak yang memiliki niat tulus dan mau berkorban demi pembangungan desa tersebut ke arah yang labih baik. “Pada prinsipnya saya sebagai kepala desa di tempat ini dengan hati senang menyambut setiap orang dan semua pihak yang mau bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk pembangunan desa ini ke arah yang lebih baik. Termasuk Yayasan Komodo Indonesia Lestari (Yakines) ini.” ungkap Benfasius.
Ia juga menuturkan bahwa Desa Nggorang sebagai desa batas kota memiliki sekelumit persoalan yang perlu mendapatkan perhatian dan kerja sama dari semua pihak untuk menuntaskannya. “Ada banyak persoalan yang ada di sini. Ada persoalan warga yang datang dan pergi sehingga kesulitan dalam proses pendataannya, kepemilikan kos-kosan yang tidak terkontrol oleh pemilik, perosalan sampah, pemenuhan gizi anak, sanitasi dan berbagai persoalan lain.” Jelas Bonefasius.
Ia berharap dengan Pendampingan Yakines bagi masyarakat Desa Nggorang dapat menjadi angin segar bagi pemerintah dan masyarakat Desa Nggorang dalam proses pembangunan.”Harapannya dengan kedatangan Yakines bisa menjadi angin segar dan membantu dalam proses pembangunan desa ini ke arah yang lebih baik terlebih untuk mengentaskan beragam persoalan yang bisa diatasi bersama Yakines.” Pinta Bonefasius.
Sementara itu Margaretha Hasmawati, ketua PKK Desa Nggorang mengungkapkan bahwa dengan masuknya Yakines ke Desa Nggorang ini menjadi kekuatan bagi PKK dan para ibu untuk memberikan perhatian khusus pada persoalan pemenuhan gisi anak melalui upaya pemenfaatan pekerangan. “Semoga bersama Yakines bisa menjadi penyemangat untuk sama-sama kita berikan perhatian khusus pada pemenuhan gizi anak melalui pemenfaatan pekerangan dengan menanam sayur dan berbagai kebutuhan dapur lain. Hal lain adalah semoga dengan hadirnya Yakines di Desa Nggorang ini dapat bekerja sama untuk peningkatan ekonomi rumah tangga yang berdampak langsung pada kaum ibu di Desa ini” Ungkap Margaretha.* ABW
Senin, 13 Maret 2023
Yakines Berpastoral
Yayasan Komodo Indonesia Lestari (Yakines) dengan semangat melayani, ikut bersatu dalam persaudaraan yang sejati dengan ikut mengambil bagian secara aktif dalam persekutuan umat Katolik yang tergabung dalam Paroki Maria Bunda Segala Bangsa, Wae Sambi- Labuan Bajo. Keterlibatan aktif ini ditandai dengan diterimanya jabatan ketua pada Komisi Justice, Peace, Integrity of Creation (JPIC) atau keadilan, Kedamaian dan Keutuhan Ciptaan oleh Direktris Yakines, Gabriela Uran dan Koodrdinator Program Yakines, Ferdinandus M. Manu sebagai anggota. Ibarat setali tiga uang dengan Kebijakan Gereja Katolik Keuskupan Ruteng yang pada tahun 2023 ini telah memilih tema Tahun Pastoral Ekonomi, Berkelanjutan yang Sejahtera, Adil dan Ekologis (SAE). Dalam kaitanya dengan tema tahun pastoral ini maka keikutsertaan Yakines ini telah memberi andil dalam memunculkan berbagai program yang sudah menjadi napas kerja dari Yayasan Komodo Indonesia Lesatari (YAKINES) tanah Manggarai Barat sejak duapuluh tahun silam. Salah Satu dari sekian banyak program yang dimunculkan adalah pengembangan pertanian organik secara khusus pengembangan sayur dan buah organik. Demikian dijelaskan Ferdniandus M. Manu usai memberikan pendampingan dan pelatihan kepada keluarga-keluarga Katolik yang tergabung dalam Komunitas Basis Gereja (KBG), St. Thomas Moore pada Sabtu, 11 Maret 2023 bertempat di kebun milik Sekolah Luar Biasa Negri Labuan Bajo. “Pertanian organik, menjadi salah satu program yang sudah kita canangkan dan kita sepakati bersama pastor paroki Maria Bunda Segala Bangsa. Setelah disepakati maka kemarin kami langsung aksi tindak lanjutnya dengan pembuatan EM4 organik bersama sesama umat di KBG St. Thomas Moore.” Jelasnya.
Lebih lanjut Ferdinandus M. Manu menjelaskan bahwa, kegiatan pelatihan dan pembuatan EM4 organik ini dihadiri juga oleh para siswa/siswi dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Labuan Bajo. “Kebetulan kebun contoh yang dipilih oleh umat KBG St. Thomas Moore adalah bagian dari kintal sekolah maka hadir juga pada saat itu sejumlah siswa/siswi SLBN Labuan Bajo. Diharapkan dikebun ini dapat menjadi pusat pembelajaran bukan saja oleh umat dari KBG St. Thomas Moore tetapi juga menjadi pembelajaran bagi siswa/siswi dari sekolah tersebut..” Ungkapnya.
Menurutnya, semua respon umat Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Wae Sambi terhadap program pertanian organik yang gelorakan oleh Yayasan Komodo Indonesia Lestari (YAKINEs dalam Komisi JPIC paroki ini sangat tinggi. “Respon umatnya sangat tinggi. Terbukti setelah program ini dicanangkan beberapa KBG dalam wilayah paroki langsung meminta kesediaan kami untuk dampingi mereka dalam proses pembuatan pupuk dan pestisida organik.” Jelas Ferdi.
“Hal lain yang membuat saya bertambah semangat adalah umat di KBG tidak keberatan ketika mereka dimintakan untuk siapkan bahan-bahan dan peralatannya. Di KBG St. Thomas Moore, kami sudah hasilkan tidak kurang dari seratus liter EM4 organik. EM4 organik ini sudah bisa dipanen pada akhir Maret 2023 ini yang selanjutnya akan kami lanjutkan dengan pembuatan bokasi atau pupuk padat organik dan berdasarkan kesepakatan bersama bahwa paroki juga akan ikut ambil bagian dalam program ini dengan menyediakan bibit atau benih sayuran dan buah-buahan yang akan ditanam oleh umat di setiap kebun contohnya masing-masing KBG. Dan dalam waktu dekat ini saya juga akan dampingi umat di KBG Sta. Felicita.” Ungkapnya senang.
Menurut Ferdinandus M. Manu, umat KBG St. Thomas Moore sudah berencanan akan mengembangkan sayur dan buah organik di lahan tersebut. “Rencananya kami bersama-sama akan kembangkan sayur dan buah-buahan organik dilahan garapan yang dijadikan sebagai kebun contoh itu. Secara pribadi saya siap untuk memberikan pendampingan kepada mereka termasuk mendampingi mereka untuk proses pengolahan lahan, penanaman hingga perawatan dan pemanenan.” Terangnya.
Jumat, 10 Maret 2023
Yakines Ke Sekolah
Dalam rangka menumbuhkan dan membangkitkan semangat bertani dalam diri kaum muda, Yayasan Komodo Indonesia Lestari (YAKINES) menjalin kerja sama bersama Lembaga Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Komodo. Kerjsama yang telah disepakati bersama dan telah ditandatangani sejak bulan Mei 2022 lalu dilanjutkan dengan rapat teknis yg berlangsung pada Kamis 09 Maret 2023 di Aula Pertemuan SMAN 2 Komodo. Hadir dalam rapat teknis tersebut Koordinator Program Yakines, Ferdinandus M. Manu bersama Koordinator Lapangan, Natalia L. Namang dan pendamping Lapangan (PL), Titus Anggar serta Paulus B. Resing. Turut hadir Kepala SMAN 2 Komodo, Kornelis Joni, S. Fil bersama para guru yang tergabung dalam tim pendampingan program vokasi agrikultur SMAN 2 Komodo.
Kornelis Joni dalam sambutan yang sekaligus membuka dengan resmi rapat tekhnis tersebut mngatakan bahwa pihak sekolah sangat berbangga dan memberikan apresiasi yang tinggi atas respon baik dari Yàkines untuk mendukung terlaksananya kegiatan vokasi agrikultur secara khusus pada pengembangan pertanian organik di sekolahnya itu. "Kami dari pihak sekolah sangat bersyukur dan berterimakasih kepada Yakines yang telah merespon dengan sangat baik program kami ini. Hal ini sejalan dengan semangat dari kurikulum merdeka dan sesuai dengan latar belakang kehidupan anak didik kami di sini yang sebagian besarnya berasal dari keluarga petani." Jelas Korenelis.
Lebih Lanjut Kornelis menjelaskan bahwa program vokasi agrikultur sebagaimana program vokasi lain yang digiatkan di sekolah tersebut, vokasi agrikulture lebih didasari oleh pengamatan lanjutan yang menunjukan bahwa hampir mencapai 70% siswa/siswi yang tamat dari sekolah tersebut memilih untuk tidak melanjutkan kuliah dengan beragam alasan. “Hampir 70% siswa/siwi tamatan sekolah kami ini memilih untuk tidak melanjutkan kuliah dan hanya 30% yang malanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Dengan pengelaman ini kami merasa tepat bila kami dengan serius mengembangkan program vokasi agrikultur kepada para siswa. Harapannya dengan adanya pengelaman bertani semasa sekolah ini akan menjadi bekal bagi mereka untuk bertani setelah mereka tamat nanti. Ya, mereka harus menjadi orang muda yang berani untuk menjadi petani yang handal. Tentunya bertani secara organik.” Ungkapnya usai rapat berlangsung.
Sementara itu Ferdi M. Manu dalam keterangannya mengatakan bahwa, ini adalah pengelaman pertama bagi Yakines dalam mendampingi kaum muda secara intens. "Sudah hampir duapuluan tahun Yayasan Komodo Indonesia Lestari (YAKINES) barkarya di Manggarai Barat. Namun selama ini kami hanya melayani dan memberikan pendampingan kepada para petani di desa-desa pedalaman dan terisolir. Kalaupun memberikan pendampingan kepada kaum muda namun belum seintens seperti yang akan dilakukan seperti dalam kerjasama bersama SMAN 2 Komodo ini. Harapannya kaum muda kita akan semakin tertarik pada dunia pertanian kita lebih khusus pertanian organik." Jelas Ferdi.
Kerjasama ini dilakukan dengan model pendampingan yang yang terus-menerus atau berkelanjutan selama periode tertentu oleh Yakines kepada para siswa/siswi dan para guru dalam mengembangkan pertanian organik. “Saya secara pribadi bersama rekannya saya yang mendampingi masyarkat Desa Nggorang akan secara rutin memberikan pelatihan dan pendampingan dalam proses pengembangan pertanian organik, mulai dari cara membuat pupuk dan pestisida organik sampai pengolahan lahan, penanaman, perawatan dan pemanenan.” Ungkap Titus Anggar yang diamini oleh rekan-rekan pendamping yang lainnya.
Untuk diketahui bahwa pendampingan kepada kaum muda ini digagaskan oleh Yakines guna mencegah terjadinya migrasi kaum muda dari Kabupaten Manggarai Barat untuk mencari pekerjaan ke luar daerah. Dalam pertemuan tekhnis tersebut juga disepakati pengadaan berbagai jenis perlatan dan bahan pengembangan pertanian organik yang akan diadakan bersama antara Yakines dan SMAN 2 Komodo.
Langganan:
Postingan (Atom)
Muhamat Sutar, YAKINES Bawa Harapan Baru Bagi Masyarakat Desa Tiwu Nampar
Menjelang akhir Juli 2023, kami melakukan kunjungan ke desa Tiwu Nampar, seperti yang harus dilakukan di setiap desa dampingan Yakines setia...

-
Sembilanbelas tahun sudah menjajaki kakinya di tanah Manggarai Barat terhitunhg sejak tahun 2024 silam telah banyak menggoreskan kenangan s...
-
Dalam rangka menumbuhkan dan membangkitkan semangat bertani dalam diri kaum muda, Yayasan Komodo Indonesia Lestari (YAKINES) menjalin kerja ...
-
Menjelang akhir Juli 2023, kami melakukan kunjungan ke desa Tiwu Nampar, seperti yang harus dilakukan di setiap desa dampingan Yakines setia...